Selasa, 28 Oktober 2014

Anda Sendiri Yang Memilihnya, Akuilah!

Saya selalu mengingat kata-kata atasannya atasan saya ketika beliau berkunjung ke kantor. Beliau berpesan, "Kita (mungkin) menjalani lebih banyak kehidupan di kantor daripada kehidupan di luar, maka ciptakanlah ruang kantor menjadi rumah yang nyaman bagi kalian."

Kantor atau tempat kita bekerja adalah rumah kedua kita. Di sini kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, mencari nafkah yang halal, dan berinteraksi dengan beragam karakter yang berbeda. Dalam sehari (di luar jam tidur dan hari libur), seseorang bisa jadi menghabiskan hidupnya lebih banyak di kantor.

Jadi apa jadinya bila seseorang membenci pekerjaannya?

Sepertinya dan seingat saya pernah membaca sebuah survey yang menyatakan hanya 5 dari seratus orang yang benar-benar bekerja di bidang yang dia sukai. Sisanya 95 % bekerja di bidang yang mereka (cenderung) tidak sukai.

Berbagai faktor yang kompleks membuat seseorang tidak menyukai pekerjaan mereka. Dan uang terkadang tidak menjadi faktor utama seseorang meninggalkan pekerjaan yang tidak disukai. Ada berbagai faktor yang bermain sehingga membuat kita ingin waktu bekerja cepat-cepat selesai, Senin tidak pernah datang, dan sabtu/minggu cepat-cepat datang.

Lalu, apakah yang bisa kita lakukan bila perasaan tidak suka pada pekerjaan itu datang?

Mungkin salah satu cara yang paling efektif adalah melihat dari sudut pandang pengangguran dan pengemis. Coba kita pejamkan mata kita, dan bayangkanlah bila kita berada di posisi yang berlawanan dari posisi kita sekarang. Ingatlah, banyak orang yang tak bekerja yang begitu ingin berada di posisi orang yang bekerja dan penghasilan tetap. Serta bayangkanlah, betapa beruntungnya kita tak menjadi seorang pengemis untuk mendapatkan nafkah yang halal.

Setelah itu kita berusaha mencari sebab-sebab kecil mengapa kita tidak menyukai pekerjaan kita. Semua insya Allah ada jalan keluarnya. Bila kita tidak menyukai pekerjaan karena lingkungan kerja yang menyenangkan, mulailah membangun rumah yang nyaman bagi kita.

Setiap ruang kerja, walaupun sekecil apapun, mempunyai hal yang kita sukai. Seperti seseorang yang menyukai menulis, mungkin dia bisa menyempatkan diri menulis di media-media internal dan coba-coba mengikuti lomba yang diadakan instansinya . Tujuannya agar ada penyegaran dalam pekerjaannya.

Seseorang yang menyukai olahraga, bisa mengikuti klub olahraga di kantornya. Seseorang yang menyukai kegiatan-kegiatan sosial, mungkin bisa membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial di kantornya.

Mulailah menyukai hal-hal yang kecil, misalnya saja atasan yang baik, teman kerja yang ramah, pekerjaan yang masih memberi kita kebebasan untuk beribadah, dan kantin kantor yang dekat dan enak. Mungkin juga, komputer yang belum pernah hang, lelucon-lelucon dari rekan kerja, toilet yang nyaman. Mulailah berhitung hal yang baik dan mencoba mengatasi hal yang buruk.

Pada akhirnya, seperti status seorang teman FB, "jangan pernah meludah di tempat kamu minum". Filosofi itu mengajarkan bahwa jangan karena kita tidak menyukai pekerjaan kita, malah membuat lingkungan kerja kita menjadi buruk bagi orang lain atau lebih parah menjelek-jelekkan tempat kita bekerja.

Bila kita sudah benar-benar tidak bisa menyukai pekerjaan kita bahkan menjelek-jelekkan pekerjaan kita, maka saat itu kita harus memutuskan untuk tidak mengambil gaji kita di awal bulan dan berjuang untuk pekerjaan yang kita sukai.

Setidaknya itu lebih terhormat, karena sesungguhnya pekerjaan adalah pilihan hidup kita juga.

Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar