Saya selalu mengingat kata-kata atasannya atasan saya ketika beliau berkunjung
ke kantor. Beliau berpesan, "Kita (mungkin) menjalani lebih banyak kehidupan di
kantor daripada kehidupan di luar, maka ciptakanlah ruang kantor menjadi rumah
yang nyaman bagi kalian."
Kantor atau tempat kita bekerja adalah rumah
kedua kita. Di sini kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, mencari nafkah
yang halal, dan berinteraksi dengan beragam karakter yang berbeda. Dalam sehari
(di luar jam tidur dan hari libur), seseorang bisa jadi menghabiskan hidupnya
lebih banyak di kantor.
Jadi apa jadinya bila seseorang membenci
pekerjaannya?
Sepertinya dan seingat saya pernah membaca sebuah survey
yang menyatakan hanya 5 dari seratus orang yang benar-benar bekerja di bidang
yang dia sukai. Sisanya 95 % bekerja di bidang yang mereka (cenderung) tidak
sukai.
Berbagai faktor yang kompleks membuat seseorang tidak menyukai
pekerjaan mereka. Dan uang terkadang tidak menjadi faktor utama seseorang
meninggalkan pekerjaan yang tidak disukai. Ada berbagai faktor yang bermain
sehingga membuat kita ingin waktu bekerja cepat-cepat selesai, Senin tidak
pernah datang, dan sabtu/minggu cepat-cepat datang.
Lalu, apakah yang
bisa kita lakukan bila perasaan tidak suka pada pekerjaan itu
datang?
Mungkin salah satu cara yang paling efektif adalah melihat dari
sudut pandang pengangguran dan pengemis. Coba kita pejamkan mata kita, dan
bayangkanlah bila kita berada di posisi yang berlawanan dari posisi kita
sekarang. Ingatlah, banyak orang yang tak bekerja yang begitu ingin berada di
posisi orang yang bekerja dan penghasilan tetap. Serta bayangkanlah, betapa
beruntungnya kita tak menjadi seorang pengemis untuk mendapatkan nafkah yang
halal.
Setelah itu kita berusaha mencari sebab-sebab kecil mengapa kita
tidak menyukai pekerjaan kita. Semua insya Allah ada jalan keluarnya. Bila kita
tidak menyukai pekerjaan karena lingkungan kerja yang menyenangkan, mulailah
membangun rumah yang nyaman bagi kita.
Setiap ruang kerja, walaupun
sekecil apapun, mempunyai hal yang kita sukai. Seperti seseorang yang menyukai
menulis, mungkin dia bisa menyempatkan diri menulis di media-media internal dan
coba-coba mengikuti lomba yang diadakan instansinya . Tujuannya agar ada
penyegaran dalam pekerjaannya.
Seseorang yang menyukai olahraga, bisa
mengikuti klub olahraga di kantornya. Seseorang yang menyukai kegiatan-kegiatan
sosial, mungkin bisa membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
sosial di kantornya.
Mulailah menyukai hal-hal yang kecil, misalnya saja
atasan yang baik, teman kerja yang ramah, pekerjaan yang masih memberi kita
kebebasan untuk beribadah, dan kantin kantor yang dekat dan enak. Mungkin juga,
komputer yang belum pernah hang, lelucon-lelucon dari rekan kerja, toilet yang
nyaman. Mulailah berhitung hal yang baik dan mencoba mengatasi hal yang
buruk.
Pada akhirnya, seperti status seorang teman FB, "jangan pernah
meludah di tempat kamu minum". Filosofi itu mengajarkan bahwa jangan karena kita
tidak menyukai pekerjaan kita, malah membuat lingkungan kerja kita menjadi buruk
bagi orang lain atau lebih parah menjelek-jelekkan tempat kita
bekerja.
Bila kita sudah benar-benar tidak bisa menyukai pekerjaan kita
bahkan menjelek-jelekkan pekerjaan kita, maka saat itu kita harus memutuskan
untuk tidak mengambil gaji kita di awal bulan dan berjuang untuk pekerjaan yang
kita sukai.
Setidaknya itu lebih terhormat, karena sesungguhnya pekerjaan
adalah pilihan hidup kita juga.
Allahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar