Pertama bertemu dengan mu ada rasa teduh disana. Saat engkau mengajar
pelatihan Prajab banyak teman teman yang tidak suka cara mengajarmu.
Sedikit mengantuk langsung kena pertanyaan.
Penampilanmu
sungguh sangat sederhana, padahal waktu itu engkau sudah menjabat Kabid -
setingkat kepala kantor. Tapi justru dari pandangan pertama itulah saya
langsung kesengsem sama engkau. Jatuh cinta yang tidak dapat ditahan
lagi.
Idealisme-mu semakin mengharumkan nama baikmu di
dunia birokrasi. Banyak sekali cerita cerita `gila' tentang engkau. Saat
kau menjabat Kabid di Kantor Wilayah waktu itu, pernah engkau melakukan
dinas tugas pembinaan ke kantor operasional di daerah. Tidak seperti
kebanyakan orang Kanwil pada umumnya, yang sebelum berangkat ke tujuan
menelpon kepala kantor operasional di daerah. Hasilnya, jelas diservis
luar biasa. Dijemput, dicarikan hotel, dicarikan oleh oleh, dan diantar
pulang. Tetapi engkau tidak seperti mereka. Diam diam engkau sudah
meluncur ke kantor daerah itu, dengan pakaian sederhanamu seluruh
pegawai di Kantor tidak menyangka bahwa orang Kanwil yang datang ialah
engkau. Bahkan satpam di pintu gerbang pun tidak menyangka bahwa engkau
seorang Kabid yang sedang 'sidak' ke kantor itu. Ah mungkin ini hanya
fiksi?? Tapi itulah engkau….
Dulu, waktu Aceh diterjang
tsunami, engkau di percaya sama Kantor Pusat untuk memimpin kantor
operasional perbendaharaan disana. Kau bilang waktu itu, duit yang kau
kelola besar dan itu menggunakan dolar. Seluruh staff pun adalah hasil
pilihanmu, dengan melihat kapabilitas dan kemampuan.
"lancar gak kamu ngomong bahasa inggrisnya?", katamu suatu saat padaku..
"sedikit sedikit ngerti,"jawabku jujur..
"kalau gitu bukan pilihan bapak ikut ke aceh," sergah engkau….dan saya pun nyengir kecut..
Saat
itu banyak orang yang iri sama engkau, karena bayarannya tinggi. Tapi
mereka tidak tahu, bahwa engkau mengkonsep surat sendiri, mengetik surat
sendiri, dan menandatangani surat sendiri serta mengantar surat itu via
pos engkau sendiri pula. Sementara staff yang lain super sibuk
mengurusi kerjaan mendesak yang lainnya. Ah mungkin ini hanya fiksi??
Tapi itulah engkau….
Itu engkau waktu sudah jadi pimpinan,
dulu waktu engkau masih staff biasa kau pun disiplin luar biasa.
Sebelum jam berdentang tepat pukul 12.00 kau tidak beranjak dari tempat
dudukmu. Tidak mau keluar, sebelum waktu istirahat tiba. Padahal saat
itu istrimu sudah menunggu di luar. Tapi kau tetap bergeming tidak
keluar menyambut istrimu. Kau duduk dikursimu, dan sang istri menunggu
di depan kantor. Katamu saat itu, biar tidak ada pekerjaan kau kuatkan
matamu membaca segala peraturan terkait pekerjaanmu. Ah mungkin ini
hanya fiksi?? Tapi itulah engkau….
Kalau seorang muslim
itu pegangannya Al Qur'an, nah kalau PNS juga harus punya pegangan agar
bisa kerja sebaik mungkin. Ada keppres, peraturan menteri, edaran pusat
kamu pelajari baik baik biar bisa kerja layaknya kamu bisa hidup dengan
benar karena ada Al Qur'an yang kamu pegang, itulah pesanmu padaku suatu
ketika.
Sewaktu kau memimpin rapat di kantor pusat, staff
mu yang berpenampilan parlente dan lebih mewah dari engkau membuka
acara. Seluruh tamu undangan peserta rapat mengira bahwa dialah yang
akan memimpin rapat. Tapi akhirnya seluruh tamu undangan itu terkejut,
karena staff mu yang berpenampilan parlente dan lebih mewah dari engkau
sebelum membuka acara meminta ijin kepadamu agar rapat segera dimulai.
Kau duduk jauh di pojok, pakaianmu pun sederhana dan seluruh tamu
undangan waktu itu tidak menyangka bahwa kau lah bos nya. Ah mungkin ini
hanya fiksi?? Tapi itulah engkau….
Itu semua membuktikan
bahwa engkau smart, berpengetahuan luas, dan intelek. Andai tidak ada
orang yang menghambat laju pendidikanmu untuk mendapatkan beasiswa,
seharusnya engkau tidak cuma menjabat sebagai Kasubdit di Kantor Pusat,
bisa saja menjadi direktur, atau dirjen. Tapi takdir berkata lain….
Fisikmu
pun sebanding dengan kuatnya intelektualitasmu. Engkau pernah cerita
bahwa engkau seharusnya juara pertama lari se jawa tengah, tapi engkau
merasa tidak enak menjadi juara karena dibelakang mu persis ada anggota
TNI. Dan kau pun mengalah menjadi juara dua. Ah mungkin ini hanya
fiksi?? Tapi itulah engkau….
Dulu engkau pernah kami
keroyok. Saya dan teman teman berjumlah delapanan orang mengeroyokmu.
Berkelahi. Betulan. Ada yang menendang, yang lain mencekik, yang lain
memukul keras bahkan ada yang menggelitiki mu. Tapi kau cuma nyengir,
udah gini aja kekuatan anak muda. Dan blap blap blap kami pun terjatuh
semua karena kau balas membanting kami. Ah mungkin ini hanya fiksi??
Tapi itulah engkau….
Waktu kau di Kantor Pusat pun, tiada
minggu tanpa berlari. Ya kau sering berlari di Lapangan Banteng Timur,
dan temanmu berlari banyak anggota TNI. Ah mungkin ini hanya fiksi??
Tapi itulah engkau….
Alhamdulilah, waktu saya menikah
engkau pun datang. Ya engkau sengaja menyempatkan datang saat engkau ada
tugas dari kantor pusat ke aceh beberapa hari. Saya pun sangat senang,
sungguh kehadiranmu menghapus rasa sedih saya atas ketidakhadiran
seluruh teman satu angkatan, karena mereka sudah kadung menyebar ke
seantero Indonesia.
Syahdan, saat engkau pulang dari naik
haji yang kedua, ternyata surat pensiun dini mu sudah disetujui sama
atasanmu. Dan sekarang engkau sudah berhenti jadi PNS, saat engkau masih
menjabat Kasubdit di Kantor Pusat. Usia mu pun belum tua tua amat,
kalaupun usiamu sudah lanjut itu tidak nampak dari badanmu yang tegap,
bugar, dan fisik yang prima. Mendengar engkau pensiun saya sedih,
sekarang tidak ada lagi panutan saya menjadi PNS.
"jadi apa kira kira yang melatar belakangi bapak pensiun,"? tanya sahabatmu yang juga guru saya suatu saat pada mu
"bapak ingin pensiun saat masih kuat dan punya kemampuan untuk berkarya lagi,"itulah jawaban tegas mu.
Sekarang
engkau sudah kembali ke kampung halaman di wonosobo sana. Semoga
karyamu bisa memajukan wonosobo. Salam takzim saya untuk mu duhai guru
ku. Sungguh saat saya menulis ini, air mata saya bercucuran seakan
merasa kehilangan dan tidak rela engkau pensiun. Semoga saya bisa sekuat
bapak memegang prinsip dan idealismenya…. Amin Ya Robb,,,
Guru saya itu bernama : TYAS MIYANTO
sumber: http://sosok.kompasiana.com/2011/05/11/keputusanmu-untuk-pensiun-dini-sungguh-sangat-mengejutkanku/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar