Jumat, 31 Desember 2010

Menginjak bumi...

Syaikh Muhammad Ahmad Rasyid : "Saya telah menyaksikan langsung bagaimana orang-orang yang berada dalam komunitas orang-orang baik kemudian mengundurkan diri dari lingkungan itu. Ia kecewa dan putus asa karena keinginannya tidak ia peroleh. Selanjutnya orang itu mulai tidak melakukan amar ma'ruf, lalu meninggalkan shalat wajib dan mencukupkan diri hanya shalat Jum'at saja. Tak sampai disitu, akhirnya ia juga tidak puasa di bulan Ramadhan bahkan kemudian menjadi terbiasa melakukan sesuatu yang membatalkan puasa di siang hari. ia menghisap rokok dengan tenang dan menghembuskan asapnya kepada orang-orang yang berpuasa."

Kekecewaan ini nyaris memuncak. Kekecewaan yang telah merenggut mimpi-mimpi indahku. Hingga kubaca sebuah ironi diatas. Ironi itu hampir mirip dengan apa yang kualami. Doa-doa yang dulu terlantun indah demi menyambut hidup baru, bagai tertiup angin.
Ya Allah, Ya Rabbi. Kenalkanlah aku dengan diriku. Allahumma arrifni nafsii.
Putus asa dan kecewa. Dua hal yang sering terngiang dikepalaku akhir-akhir ini. Dan keduanya nyaris mencapai titik didih saat diri ini menyaksikan sebuah keluarga yang dililit kesulitan dalam hidupnya. Diriku merasa asing. Berada dimanakah diriku sebenarnya saat ini. Jalan yang dulu kutempuh, seakan makin kencang berlari menjauhi dan melambaikan tangan pada diriku tanda selamat tinggal.
Ya Allah Ya Rabbi. Apakah sudah saatnya aku kembali pada diriku yang sebenarnya dan jujur pada semua jalan yang kutempuh, bahwa diri ini jauh dari kriteria orang-orang yang berjalan diatasnya. Apakah sudah saatnya aku membenahi hati dan jiwa ini. Tidak lain hanyalah demi kebahagiaan hidup. Memang, selama berada di jalan itu, ku sering merasa terbebani. Beban dianggap sebagai orang baik, padahal diri ini jauh sekali dari kriteria orang baik.
Apakah sudah saatnya kuhijrah ke sebuah tempat baru, untuk menata hidup baru. Agar diri ini bebas seperti burung yang bebas terbang ke arah manapun yang ia sukai. Agar dapat membina hati dan jiwa ini. Agar punya lebih banyak waktu untuk merenung dan jauh dari hiruk pikuk yang selama ini menggelayuti diri. Hiruk pikuk yang membuat diri lupa untuk bertafakkur, bertadabbur, dan beruzlah. Agar punya lebih banyak waktu untuk membaca dan menulis. Dan agar punya lebih banyak waktu untuk berkhalwat dengan-Mu.
Allahumma inni as aluka salamatan fiddin, wa'afiyatan fil jasad, waziyadatan fil 'ilmi, wabarakatan firrizqy, wataubatan qablal mauut, warahmatan 'indal mauut, wamaghfiratan ba'dal mauut.Allahumma hawwin 'alaina fii sakaratil mauut, wannajata minannar, wal 'afwa 'indal hisab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar